Tugas Pengantar Grafik Komputer - Blender 3D Object

| Wednesday, 22 April 2020
Hai, Assalamu'alaikum.....

Kali ini saya akan mentutorialkan bagaimana cara membuat meja dengan menggunakan Aplikasi Blender versi 2.82

Sebelum mulai, saya akan memberitahu tombol shortcut yang dapat memudahkan pekerjaan project kali ini :
  • SHIFT + A = Membuat object baru
  • S = Mengatur ukuran object yang dipilih 
  • R = Merotasi object
  • Tombol scroll mouse = Untuk mengatur kamera tampilan

Langkah - langkah untuk membuat meja dalam Aplikasi Blender:

1. Buka Aplikasi Blender yang akan muncul tampilan awal seperti ini.



2. Lalu ubah tampilan kubus menjadi permukaan meja dengan cara klik tombol S pada keyboard lalu gerakan mouse dan atur sesuai lebar yang diinginkan.



3. Langkah selanjutnya adalah menambahkan kaki meja dengan mengubah menjadi Edit Mode lalu klik tombol A dan kemudian CTRL + R, tarik garis yang mucul ditengah object lalu tarik kepinggir. Lakukan hingga membentuk seperti ini.



4. Jika sudah, klik semua bagian pojok lalu tekan tombol E pada keyboard dan gerakan mouse kebawah dengan panjang yang diinginkan. Lalu tampilan akan seperti ini.



5. Jika sudah, tambahkan object plane untuk membentuk lantai agar nanti ketika mengatur posisi cahaya bayangan akan terlihat. Caranya klik SHIFT + A lalu pilih Mesh, kemudian pilih Plane.



6. Kemudian selanjutnya untuk pencahayaan kalian dapat mengaturnya didalam menu Lighting yang tersedia di kanan layar kalian dengan lambang lampu. Dan untuk mengatur bayangan dapat mengatur menggunakan menu Shading.



7. Lalu meja tersebut tinggal dikasih warna sesuai dengan warna yang kalian inginkan pada Menu Base Color. Saya melebarkan Plane-nya dan lebih menerangkan Lighting-nya agar bayangan dapat terlihat dengan jelas.



8. Lalu hasilnya akan seperti ini.





Terimakasih. Mohon maaf jika banyak kekurangan.

Wassalamu'alaikum.....
edit

Tokoh Wayang Idolaku : Wayang Kulit Abimanyu

| Friday, 17 April 2020
Abimanyu | sastra bali


Abimanyu adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Arjuna dan Subadra. Dalam wiracarita Mahabharata, ditetapkan bahwa Abimanyulah yang akan meneruskan Yudistira sebagai pewaris takhta. Riwayatnya dituturkan sebagai pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai salah satu kesatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utari, putri Raja Wirata dan memiliki seorang putra bernama Parikesit, yang lahir tak lama setelah ia gugur.

Menurut mitologi Hindu, Abimanyu adalah inkarnasi Warcasa, putra Dewa bulan. Ia membuat perjanjian bahwa putranya tinggal di Bumi hanya selama 16 tahun, sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan putranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran.

Dalam khazanah pewayangan Jawa
Abimanyu, sebagai putra Arjuna, merupakan tokoh penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya Jawa yang sudah berkembang lain daripada tokoh yang sama di India.
Abimanyu yang berarti "ia yang memiliki sifat tak kenal takut" atau "yang bersifat kepahlawanan".

Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan makhluk kekasih dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Dikisahkan bahwa karena pertapaannya yang khusyuk, Abimanyu mendapatkan Wahyu Makutha Raja, yaitu wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta Para Raja Hastina.

Dalam pewayangan, Abimanyu adalah tokoh yang mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Pendidikan militernya diajarkan langsung oleh ayahnya, Arjuna. Sedangkan ilmu kebatinannya ia dapatkan dari kakeknya, Bagawan Abiyasa. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu:
  • Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna, Raja Negara Dwarawati dengan Dewi Pratiwi. Kisah pernikahan Abimanyu dengan Siti Sundari dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul Alap-Alapan Siti Sundari atau Jaya Murcita Ngraman.
  • Dewi Utari, putri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputra Parikesit. Kisah pernikahan Abimanyu dengan Utari dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul Putu Rabi Nini atau Kalabendana Gugur.
Abimanyu gugur dalam perang Baratayuda setelah seluruh saudaranya gugur terlebih dahulu. Pada saat itu, kesatria dari pihak Pandawa yang berada di medan laga dan menguasai strategi perang hanya tiga orang, yakni Bima, Arjuna, dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir karena Karna merentangkan senjata Kunta Wijayadanu. Bima dan Arjuna dipancing oleh kesatria lain dari pihak Korawa agar keluar dari medan pertempuran, maka tinggalah Abimanyu.

Ketika tahu bahwa semua saudaranya gugur, Abimanyu lupa untuk mengatur formasi perang. Dia maju sendirian ke tengah barisan Korawa dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan musuhnya. Korawa menghujani senjata ke tubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya (dalam pewayangan digambarkan lukanya arang kranjang = banyak sekali). Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata menancap di tubuhnya. Konon tragedi itu merupakan risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Utari, bahwa dia masih belum punya istri, dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk berbagai senjata ketika perang Baratayuda. Abimanyu berbohong karena ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari.

Dengan berbagai senjata yang menancap diseluruh tubuhnya, dia tidak bisa berjalan lagi. Meski demikian, Abimanyu tidak menyerah. Bahkan dia berhasil membunuh calon putra mahkota Hastinapura, yaitu Lesmana Mandrakumara putra Prabu Duryodana, dengan melemparkan keris Pulanggeni, setelah menembus tubuh empat prajurit lainnya. Pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu, mereka harus memutus langsang yang ada didadanya. Akhirnya

Abimanyu gugur oleh gada Kyai Glinggang atau Galih Asem milik Jayadrata, kesatria dari Banakeling.
edit

Mengapa WNI mudah sekali terpapar arus hoax?

| Friday, 17 April 2020
Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting, misalnya WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan masih banyak lagi. 

Mengapa banyak orang yang mudah percaya dengan informasi-informasi hoax dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski kebenarannya belum dapat dipastikan? Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax.

Alasan pertama adalah seseorang yang terlalu suka terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang. Secara natural, perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.

Penyebaran hoax, selain karena adanya perasaan terafirmasi, juga dipengaruhi oleh anonimitas pesan hoax itu sendiri.

Alasan kedua bagi seseorang mudah percaya pada hoax, bisa juga disebabkan terbatasnya pengetahuan.

Informasi yang ramai disebarkan melalui broadcast message berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu atau donasi melalui perusahaan tertentu. Kepercayaan terhadap informasi-informasi tersebut bisa jadi dikarenakan tidak ada pengetahuan sebelumnya mengenai aplikasi atau perusahaan yang dimaksud.

Fakta menariknya, tidak ada satu pun orang yang benar-benar imun terhadap hoax. Siapa saja bisa menjadi korban sesatnya informasi hoax.

Oleh karena itu, secara teoretis, rentan atau tidaknya seseorang terhadap hoax lebih tergantung pada kemampuan berpikir kritis, mengevaluasi informasi, dan literasi media, bukan hanya kemahiran memanfaatkan teknologi informasi.

"Hoax" memberi dampak psikologis.
Secara umum hoax memiliki daya untuk mengubah dan memperkuat sikap atau persepsi yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Bisa jadi ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu, kelompok tertentu, dan sebaliknya. Namun, khusus informasi-informasi hoax yang bersifat negatif dapat menyebabkan kecemasan berlebih. 


Guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung, Deddy Mulyana, menyebut ada faktor utama yang menyebabkan informasi palsu (hoax) mudah tersebarnya di Indonesia.

Faktor itu yakni karakter asli masyarakat Indonesia yang dinilai tidak terbiasa berbeda pendapat atau berdemokrasi secara sehat. Ia menyebut kondisi itu merupakan salah satu faktor mudahnya masyarakat menelan hoax yang disebarkan secara sengaja. “Sejak dulu orang Indonesia suka berkumpul dan bercerita. Sayangnya, apa yang dibicarakan belum tentu benar. Sebab budaya kolektivisme ini tidak diiringi dengan kemampuan mengolah data," kata Deddy

Menurut Deddy, kebanyakan masyarakat tidak terbiasa mencatat dan menyimpan data sehingga sering berbicara tanpa data. Di sisi lain, ia menyebut masyarakat lebih senang membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan kekerasan, sensualitas, drama, intrik dan misteri.
Namun ia menyebut hoax di Amerika tidak masif seperti di Indonesia. Salah satu sebabnya, kata Deddy, karena masyarakat di sana telah melewati tradisi literasi sebelum masuk era sosial media. Kondisi itu yang dianggap Deddy belum dimiliki masyaratkat Indonesia sehingga kemudian menyebabkan hoax mudah dikonsumsi. "Bangsa kita yang tidak hobi membaca buku ini tiba-tiba direcoki dengan banjir informasi di ranah digital. Dan karena sifat dasarnya suka berbincang, maka informasi yang diterima itu lalu dibagikan lagi tanpa melakukan verifikasi," kata Deddy.
edit

Lockdown Tidak Berhasil di NKRI?

| Friday, 17 April 2020
Wabah corona (COVID-19) semakin merebak di Tanah Air. Untuk memutus mata rantai transmisi penyebaran virus pemerintah pusat memutuskan untuk mengambil langkah kebijakan social distancing secara besar-besaran.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada Jumat (17/4/2020) jumlah kasus kumulatif infeksi COVID-19 di dalam negeri mencapai 5.923 orang dinyatakan positif. Sebanyak 607 orang dinyatakan sembuh, dan 520 orang meninggal dunia.
Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus bertambah lebih dari 100 dalam sehari. Lonjakan kasus diprediksi masih akan terjadi untuk ke depannya. Pemerintah pun kini memilih untuk menerapkan social distancing secara besar-besaran.

Indonesia memang belum memilih opsi lockdown seperti negara-negara lain. Namun, jika sudah melibatkan pembatasan dan akses masuk ke suatu wilayah dan orang-orang diminta untuk tinggal di rumah ini sudah bisa dibilang lockdown.
Lockdown sendiri merupakan upaya untuk memutus rantai transmisi penyebaran virus ke tingkat yang paling rendah. Menurut kajian World Economic Forum (WEF), lockdown bertujuan untuk menurunkan tingkat penyebaran virus.


Di Indonesia tidak diyakini bahwa lockdown tidak akan berhasil diterapkan di Indonesia, alasannya karena kurangnya kesadaran akan bahayanya COVID-19, masyarakat menganggap enteng penyakit tersebut tanpa mengetahui bahwa penyebaran COVID-19 sangatlah cepat, bisa melalui mata, mulu dan hidung, belum ada pula yang bisa menemukan vaksin yang 100% bekerja melawan virus tersebut. Selain itu, kurangnya sosialisasi juga bisa jadi alasan utama mengapa lockdown tidak efektif di Indonesia, selama ini kita hanya mengetahui bahaya COVID-19 melalui surat kabar online, sosial media, dan juga televisi. Belum ada sosialisasi langsung sebelumnya, banyak pula kabar hoax atau tidak benar yang tersebar yang membuat warga resah tanpa tahu harus melakukan apa, akibatnya harga masker, hand sanitizer, alcohol wipes meningkat, padahal walaupun mempunyai alat alat tesebut belum tentu kita bisa selamat dari COVID-19, jika saja pemerintah setempat lebih cepat melakukan sosialisasi sebelum COVID-19 menyebar, menentukan mana yang benar dan mana yang hoax mungkin masyarakat akan lebih berfikir jernih, waspada dan berhati hati akan bahaya COVID-19.

Di Indonesia tidak menetapkan lockdown dan lebih berfokus pada karantina wilayah.
Beberapa aspek yang memperngaruhi kebjikan Indonesia:
  1. Aspek Sosial Budaya : Pada aspek sosial budaya ini, rahasia umum yang diketahui banyak lini masyarakat adalah tingkat disiplin yang rendah, komunalisme tinggi, dan mayoritas bergerak di sektor ekonomi.
  2. Aspek Wilayah : Pada aspek sosial budaya ini, rahasia umum yang diketahui banyak lini masyarakat adalah tingkat disiplin yang rendah, komunalisme tinggi, dan mayoritas bergerak di sektor ekonomi. Indonesia sebagai negara yang geografisnya dianggap besar dan terdiri dari ribuan pulau ini, memiliki pintu perbatasan negara sangat banyak, terlebih pintu perbatasan yang ilegal. Beberapa kota masih menjadi pintu lalu lintas logistik ke luar negeri dan dari satu pulau ke pulau lainnya.
  3. Anggaran : Menghadapi wabah Covid-19 ini, juga tidak luput dari perlunya dilakukan pemfokusan ulang dan realokasi anggaran untuk percepatan penanganan Covid-19.
Indonesia juga, belum mempunyai alat yang cukup memadai untuk menampung para pasien yang terkena penyakit COVID-19 ataupun orang orang yang diduga terkena COVID-19, membuat masyarakat malas untuk pergi ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Akibat lain dari Lock Down adalah meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga. Banyak orang yang jarang bertemu dan berinteraksi dengan keluarganya, tapi gara gara lock down, semuanya harus berada dalam satu rumah yang sama, memang bagus jika hal itu terjadi kepada keluarga yang harmonis. Tetapi bagaimana dengan yang tidak? Mereka yang tidak mempunyai pemasukan yang tetap dan gaji yang kurang dari rata rata, harus bertahan hidup ditengah lock down, isolasi, dengan keadaan bahan pokok makanan yang naik atau sekedar keluarga yang mempunyai hubungan yang tidak baik dengan sesamanya.
edit
Newer Posts Older Posts

Search This Blog

Powered by Blogger.

Text Widget

Popular Posts

Pages

Animasi

Blogger templates

Sistem Buku Besar dan Pelaporan

   A. Aktivitas Buku Besar dan Pelaporan  Empat (4) aktivitas dasar yang dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan:  Perbarui Buku Bes...

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Alifa Maulida N